Welcome Selamat Datang di My Blogspot http://pangearunbiru.blogspot.com/?m=0

8 Pengertian Cinta Menurut Qur’an


Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta
cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang
dicintainya (man ahabba syai’an katsura dzikruhu),
kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya
(man ahabba syai’an fa huwa `abduhu). Kata Nabi
juga,

ciri dari cinta sejati ada tiga :
(1) lebih suka
berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang
lain,
(2) lebih suka berkumpul dengan yang dicintai
dibanding dengan yang lain, dan
(3) lebih suka
mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan
orang lain/diri sendiri. Bagi orang yang telah jatuh
cinta kepada Alloh SWT, maka ia lebih suka berbicara
dengan Alloh SWT, dengan membaca firman Nya, lebih
suka bercengkerama dengan Alloh SWT dalam I`tikaf,
dan lebih suka mengikuti perintah Alloh SWT daripada
perintah yang lain.

Dalam Qur’an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini
penjelasannya:

1. Cinta Mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu,
membara dan “nggemesi”. Orang yang memiliki cinta
jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan
berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga
cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir
tak bisa berfikir lain.

2. Cinta Rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih
sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi.
Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih
memperhatikan orang yang dicintainya dibanding
terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah
kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus
menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan
kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan
kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah
cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta
orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu
maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham,
dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki
hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari
garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata
rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh
suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang
yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang
yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu
ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya
menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang
diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus
biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.

3. Cinta Mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara
sangat membara, sehingga menyedot seluruh
perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang
diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an
disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika
sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla
al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.

4. Cinta Syaghaf . Adalah cinta yang sangat mendalam,
alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang
cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa
seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak
menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an
menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan
bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir
kepada bujangnya, Yusuf.

5. Cinta Ra’fah , yaitu rasa kasih yang dalam hingga
mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya
kasihan kepada anak sehingga tidak tega
membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun
salah. Al Qur’an menyebut term ini ketika
mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah
menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah,
dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).

6. Cinta Shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang
mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup
mengelak. Al Qur’an menyebut term ni ketika
mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar
dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari
menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja),
sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga
dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni
kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin
(Q/12:33)

7. Cinta Syauq (rindu) . Term ini bukan dari al Qur’an
tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur’an. Dalam
surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa
rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba.
Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam
doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka
ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila
liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya
memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk
berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi
dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al
Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati
kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub),
dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati
sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi
qalb al muhibbi

8. Cinta Kulfah , yakni perasaan cinta yang disertai
kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski
sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya
menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada
pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur’an ketika
menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang
kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah
nafsan illa wus`aha (Q/2:286)

No comments: