Huruf kecil “a” dengan lingkaran yang hampir
melingkarinya biasanya ditemukan dalam alamat email,
yang lebih dikenal dengan symbol “at”. Tidak ada arti
khusus di dalamnya, tetapi penggunaannya telah dipakai
secara universal. Namun, ada beberapa keanehan yang
mendeskripsikan arti symbol @, sebelum dipakai di
alamat email. Bahkan, beberapa negara menggunakan
kata yang memadukan bentuk symbol “@” dengan tipe
binatang seperti :
apenstaartje – ekor monyet (Belanda)snabel – belalai
gajah (Belanda)kissanhnta – ekor kucing
(Finlandia)klammeraffe – monyet bertengger
(Jerman)papaki – bebek kecil (Yunani)kukac – worm
(Hungaria)dalphaengi – siput (Korea)grisehale – ekor
babi (Norwegia)sobachka – anjing kecil (Rusia)
Sebelum symbol “@” digunakan untuk electronic mail
(email), symbol tersebut merepresentasikan biaya atau
berat suatu benda, seperti contoh jika membeli 6 apel,
maka akan ditulis “6 apel @ Rp1000”. Dengan
diperkenalkannya email, telah membuat symbol “@”
menjadi popular. Simbol “@” atau “at sign” berguna
untuk memisahkan nama user yang online dari alamat
emailnya, sebagi contoh joe @uselessknowledge .com.
Simbol “@” memiliki kegunaan yang penting di Internet,
sehingga pihak pembuat keyboard, meletakkan symbol
khusus ini di dalamnya. Sebagai hasilnya, tidak ada
nama yang resmi dai symbol “@” ini.
Asal symbol “@” berasal dari sejarah abad pertengahan
para biarawan sebelum adanya pabrik percetakan. Ketika
itu setiap huruf dari kata benar-benar ditulis oleh tangan
untuk setiap copy-an dari buku yang akan diterbitkan.
Lalu para biarawan mencoba memikirkan bagaimana
dapat mempersingkat jumlah kerja individu per kata
untuk kata-kata yang sering digunakan. Walaupun kata
“at” sangat pendek, namun hal itu cukup menjadi kata
dalam text dan dokumen yang dipikirkan oleh biarawan,
akan lebih cepat dan mudah untuk mempersingkat kata.
Sebagai hasilnya, para biarawan sepakat untuk
meletakkan “t” yang melingkar di sekitar “a”, lalu
membuatnya dengan pena.
Kisah lain menceritakan bahwa symbol “@” merupakan
singkatan dari “amphora”. Amphora adalah unit pengukur
yang menentukan jumlah isi dari guci yang digunakan
untuk menyimpan butir padi, garam, dan anggur. Giorgio
Stabile, seorang siswa dari Italia menemukan symbol “@”
dalam surat yang dikirim oleh temannya yang menjadi
pedagang, Francesco Lapi, pada tahun 1536. Sepertinya
beberapa industri perdagangan melihat symbol “@”
dalam buku yang dibuat oleh para biarawan, dan
kemudian menggunakannya sebagai symbol amphora.
Hal ini juga menjelaskan mengapa symbol “@” digunakan
sebagai lambing kuantitas dari sesuatu benda.
E-mail *@*
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment