Puisi-puisi "Kasih" terbaik ••Jalaluddin Rumi••
1
Aku bukanlah orang Nasrani, Aku bukanlah orang
Yahudi, Aku bukanlah orang Majusi, dan Aku bukanlah
orang Islam. Keluarlah, lampaui gagasan sempitmu
tentang benar dan salah. Sehingga kita dapat bertemu
pada “Suatu Ruang Murni” tanpa dibatasi berbagai
prasangka atau pikiran yang gelisah.
2
Di dalam cahaya-Mu aku belajar mencintai. Di dalam
keindahan-Mu aku belajar menulis puisi. Kau
senantiasa menari di dalam hatiku, meski tak seorang
pun melihat-Mu, dan terkadang aku pun ikut menari
bersama-Mu. Dan “ Penglihatan Agung” inilah yang
menjadi inti dari seniku.
3
Hakikat Yang Maha Pengasih hadir secara langsung
laksana sinar matahari yang menerangi bumi. Namun,
kasih-Nya tidaklah berasal dari berbagai bentuk yang
ada di bumi. Kasih-Nya melampaui setiap bentuk yang
ada di bumi, sebab bumi ini dan segala isinya tercipta
sebagai perwujudan dari kasih-Nya.
4
Jika kau ingin melihat wajah-Nya, maka tengoklah
pada wajah sahabatmu tercinta.
5
Sekian lama aku berteriak memanggil nama-Mu sambil
terus-menerus mengetuk pintu rumah-Mu. Ketika pintu
itu terbuka, aku pun terhenyak dan mulai menyadari
sesungguhnya selama ini aku telah mengetuk pintu
dari dalam rumahku sendiri.
6
Demi Allah, ketika kau melihat Jatidirimu sebagai
Yang Maha Indah, maka kau pun akan menyembah
dirimu sendiri.
7
Di mana saja kau berada, apa pun keadaanmu,
cobalah selalu menjadi seorang pecinta yang
senantiasa dimabuk oleh kasih-Nya. Sekali kau
dikuasai oleh kasih-Nya, maka kau akan hidup
menjadi seorang pecinta yang hidup bagaikan dalam
pusara. Dan kau akan tetap hidup hingga hari
kebangkitan itu tiba, lantas kau pun akan dibawa ke
dalam surga dan hidup kekal selamanya. Namun, jika
kau belum menjadi seorang pecinta, maka pada hari
pembalasan seluruh pahalamu tidak akan dihitung.
8
Pada Hari Kebangkitan, orang-orang akan berjalan
sempoyongan. Di depan-Mu, mereka akan menggigil
dengan wajah pucat karena ketakutan. Maka, aku akan
memeluk kasih-Mu dan berkata kepada mereka:
“Mintalah apa pun; mintalah atas namaku.”
9
Ketika aku mati sebagai manusia, maka para malaikat
akan datang dan mengajakku terbang ke langit
tertinggi. Dan ketika aku mati sebagai malaikat, maka
siapa yang akan mendatangiku? Kau tak akan pernah
dapat membayangkannya!
10
Hari ini, seperti hari lainnya, kita terjaga dengan
perasaan hampa dan ketakutan. Namun, janganlah
tergesa melarikan diri dari kenyataan pahit ini dengan
pergi berdoa atau membaca kitab suci. Lepaskan
semua tindakan mekanis yang berasal ketaksadaran
diri. Biarkan keindahan Sang Kekasih menjelma dalam
setiap tindakan kita. Ada beratus jalan untuk berlutut
dan bersujud kepada-Nya.
11
Diamlah! Cinta adalah sebutir permata yang tak bisa
kaulemparkan sembarangan seperti sebutir batu.
12
“Mintalah sesuatu kepada-Ku,” begitu Kau berkata
suatu ketika. Aku tertawa dan berkata: “Aku telah
cukup bersama-Mu. Tanpa kehadiran-Mu, seluruh
dunia ini hanyalah sebatang kayu yang mengapung
dan terombang-ambing di samudera-Mu.”
13
Yakinlah, di Jalan-Cinta itu: Tuhan akan selalu
bersama-Mu.
14
Tak ada pilihan lain bagi jiwa, selain untuk mengasihi.
Namun, pertama kali jiwa harus merangkak dan
merayap di antara kaki para pecinta. Hanya para
pecinta yang dapat lepas dari perangkap dunia dan
akhirat. Hanya hati yang dipenuhi dengan cinta yang
dapat menjangkau langit tertinggi. Bunga mawar
kemuliaan hanya dapat bersemi di dalam hati para
pecinta.
15
Segalanya yang kau lihat mempunyai akarnya di dalam
dunia yang tak terlihat. Bentuk akan berubah, namun
intisarinya tetaplah sama.
16
Ketika sedih, aku bersinar bagaikan bintang pagi.
Ketika patah hati, hakekatku justru tersingkap sendiri.
Ketika aku diam dan tenang seperti bumi, tangisku
bagaikan guntur yang menggigilkan surga di langit
tertinggi.
17
Hati manusia selalu terbuka dan dapat menerima
segalanya: semua yang baik dan buruk menjadi bagian
dari Sufi.
18
Aku kehilangan duniaku, ketenaranku, dan pikiranku.
Ketika matahari terbit, maka semua bayang-bayang
lenyap. Aku berlari mendahului bayang-bayang
tubuhku yang lenyap saat aku berlari. Namun, cahaya
matahari itu berlari mendahuluiku dan memburuku,
hingga aku pun terjatuh dan bersujud pasrah ditelan
samudera kilau-Nya yang mempesona.
19
Aku ingin melihat wajah-Mu pada sebatang pohon,
pada matahari pagi, dan pada langit yang tanpa
warna.
20
Karena Cinta segalanya menjadi ada. Dan hanya
karena Cinta pula, maka ketiadaan nampak sebagai
keberadaan.
21
Badan ini hanyalah suatu cermin surga. Energinya
membuat para malaikat cemburu. Kemurniannya
membuat malaikat Seraphim terkejut. Dan Iblis yang
berdiam di urat-urat syarafmu pun menggigil takut.
22
Kau lebih mahal dibanding surga dan bumi. Apa yang
bisa kukatakan lagi? Kau tak mengetahui bahwa
selama ini segala yang berharga telah menjadi
milikmu. Janganlah menjual dirimu dengan harga
murah, sesungguhnya dirimu sangatlah mahal di mata
Tuhan.
23
Cintaku pada-Nya adalah hakikat jiwaku. Hidupku
adalah gelora yang selalu merindukan-Nya. Aku hidup
seperti seorang gipsi pengembara, aku tak pernah
menetap di tempat yang sama, namun setiap malam
aku selalu bernyanyi dan menari ditemani bintang-
bintang di bawah langit yang sama.
24
Kematianku adalah perkawinanku dengan keabadian.
25
Meski aku terbakar habis, namun aku tetap tertawa,
karena abuku masih tetap hidup! Aku telah mati ribuan
kali: namun abuku selalu menari dan lahir kembali
dengan ribuan wajah baru.
26
Di gurun pasir tanpa batas, aku kehilangan jiwaku, dan
menemukan bunga mawar ini.
27
Aku telah melihat wajah mulia Sang Raja. Dia adalah
mata dan matahari surga. Dia adalah teman
seperjalanan dan penyembuh semua mahluk. Dia
adalah jiwa dan alam semesta yang melahirkan jiwa-
jiwa. Dia menganugerahkan kebijaksanaan pada
kebijaksanaan, kemurnian pada kemurnian. Dia adalah
tikar sembahyang bagi jiwa orang-orang suci. Setiap
atom di tubuhku berlompatan sambil menangis dan
berkata: “Terpujilah Tuhan.”
28
Apapun juga yang mereka katakan atau pikirkan, aku
tetap ada di dalam Kau, karena aku adalah Kau. Tak
seorang pun dapat memahami hal ini, sampai ia
mampu melampaui pikirannya.
29
Jika kau dapat bertemu dengan Jatidirimu meski
hanya sekali, maka rahasia dari segala rahasia akan
terbuka bagimu. Wajah dari Yang Maha Tersembunyi,
yang ada di luar alam semesta ini, akan nampak pada
cermin persepsimu.
30
Setiap penglihatan tentang keindahan akan lenyap.
Setiap perkataan yang manis akan memudar. Namun,
janganlah kau berputus asa, karena mereka semua
datang dari sumber yang sama, dari Keabadian.
Masukilah Keabadian itu, maka kau akan melihat
segala sesuatu tumbuh dan berkembang, memberi
hidup baru dan kegembiraan baru bagimu.
31
Ayat-ayat Tuhan itu tersimpan di hati langit yang
paling rahasia. Suatu hari, seperti hujan, ayat-ayat
Tuhan itu akan jatuh dan menyebar, sehingga misteri
Keilahian akan tumbuh menghijau di seluruh dunia.
32
Jika kau berputar mengelilingi matahari, maka kau pun
akan menjadi matahari. Jika kau berputar mengelilingi
seorang Guru, maka kau pun akan bersatu dengan-
Nya. Kau akan menjadi sebutir permata, jika kau
menari mengelilingi-Ku. Dan kau akan berkelip seperti
emas, jika kau menari mengelilingi-Nya.
33
Kau hanya memerlukan aroma anggur, karena makrifat
akan menyala dengan sendirinya dari kesunyian
hatimu setelah mencium aroma anggur itu, seperti juga
nyala api akan tersilap dan berkobar dari aroma
anggur! Bayangkan jika kau adalah anggur itu sendiri.
34
Sufi adalah seorang lelaki atau seorang perempuan
yang telah patah hati terhadap dunia.
35
Kekasih, beri aku kesempatan untuk selalu mengetahui
bagaimana cara menyambut-Mu, dan sulutkanlah obor
di tangan-Mu agar membakar habis rumah ke-ego-an
di dalam diriku.
36
Sembunyikan rahasia-Ku di dalam harta karun jiwamu.
Sembunyikan perasaan ekstase itu di dalam dirimu.
Jika kau menemukan Aku, maka sembunyikan Aku di
dalam hatimu. Sadarilah kemabukan ini sebagai
Kebenaran Mutlak!
37
Ingatlah bahwa Nabi Muhammad pernah berkata:
“Satu penglihatan tentang-Nya adalah suatu berkah
yang tak terhingga.” Setiap daun dari suatu pohon
membawa suatu firman dari dunia yang tak terlihat.
Lihatlah, tiap-tiap daun yang jatuh ke tanah sebagai
suatu berkah dari-Nya. Segala sesuatu di alam ini
senantiasa menari dalam harmoni, bernyanyi tanpa
lidah, dan mendengar tanpa telinga, ya, semua itu
adalah berkah yang tak terhingga dari-Nya.
38
Isi aku dengan anggur dari sunyi-Mu, biarkan anggur
itu merendam pori-poriku, hingga Keindahan dari Yang
Maha Agung akan terungkap bagiku. Inilah arti berkah
bagiku!
39
Jika kau mendefinisikan dan membatasi “Aku” dengan
berbagai konsepmu, maka kau akan kelaparan dengan
dirimu sendiri. Lalu “Aku” pun akan jatuh ke dalam
suatu kotak yang terbuat dari kata-kata, dan kotak itu
adalah peti mayatmu sendiri.
40
Aku tidak tahu siapa sebenarnya “Aku”. Tetapi, ketika
aku berjalan ke dalam diriku sendiri, maka aku pun
terkejut: ternyata “Aku” adalah suara milik-Mu, gema
yang terpantul dari “Dinding-Keilahian”.
41
Jatidiri kita adalah Cahaya. Cinta-Ilahi adalah
Matahari-Keagungan. Sinar-Nya adalah firman. Dan
mahluk adalah bayang-bayang-Nya.
42
Perkecillah dirimu, maka kau akan tumbuh lebih besar
dari dunia. Tiadakan dirimu, maka Jatidirimu akan
terungkap tanpa kata-kata.
43
Ketika kami mati, jangan cari pusara kami di bumi.
Tetapi, temukan di dalam hati para pecinta.
44
Ketika pikiran dilampaui, maka keindahan cinta pun
datang menghampiri, berjalan dengan anggun, serta
membawa secangkir anggur di tangannya. Ketika cinta
dilampaui, maka Yang Maha Esa pun datang
menghampiri – Ia adalah Zat yang tak dapat diuraikan
dengan kata-kata dan hanya bisa disebut sebagai
“Itu”.
45
Setiap orang yang tinggal jauh dari sumber-Nya, dari
Jatidirinya, maka ia akan selalu rindu untuk kembali
ke masa ketika ia masih dipersatukan dengan-Nya.
46
Surga dibuat dari asap hati yang terbakar habis. Dan
orang yang diberkahi oleh Tuhan adalah orang yang
hatinya telah terbakar habis.
47
Awan-awan berada dalam keheningan meski penuh
dengan berjuta kilat. Cinta akan memberi kelahiran
baru bagi para filsuf berkepala batu. Jiwaku adalah
ombak di dalam samudera kemuliaan-Mu. Dan di
dalam keheningan: alam semesta beserta segala isinya
tenggelam di dasar samudera kemuliaan-Mu.
48
Manusia ibarat suatu pesanggrahan. Setiap pagi
selalu saja ada tamu baru yang datang: kegembiraan,
kesedihan, ataupun keburukan; lalu kesadaran sesaat
datang sebagai suatu pengunjung yang tak diduga.
Sambut dan hibur mereka semua, sekalipun mereka
semua hanya membawa dukacita. Sambut dan hibur
mereka semua, sekalipun mereka semua dengan kasar
menyapu dan mengosongkan isi rumahmu. Perlakukan
setiap tamu dengan hormat, sebab mereka semua
mungkin adalah para utusan Tuhan yang akan mengisi
rumahmu dengan beberapa kesenangan baru. Jika kau
bertemu dengan pikiran yang gelap, atau kedengkian,
atau beberapa prasangka yang memalukan, maka
tertawalah bersama mereka dan undanglah mereka
masuk ke dalam rumahmu. Berterimakasihlah untuk
setiap tamu yang datang ke rumahmu, sebab mereka
telah dikirim oleh-Nya sebagai pemandumu.
49
Saat kau datang ke dunia ini, suatu tangga telah
ditempatkan di depanmu, dan tangga itu akan
mengantarmu kepada-Nya. Dari bumi ini, kau pun naik
menjadi tumbuhan. Dari tumbuhan kau pun naik
menjadi hewan. Setelah itu kau pun naik menjadi
manusia – mahluk yang mewarisi pengetahuan
melalui akal dan iman. Lihatlah, tubuhmu merupakan
turunan dari debu, tetapi bagaimana bisa tubuhmu
menjadi begitu sempurna? Lalu, mengapa kau takut
dengan kematian? Ketika kau berhasil melampaui
bentuk manusia ini, maka tak diragukan lagi kau akan
menjadi malaikat dan membumbung melampaui
lapisan-lapisan langit tertinggi. Tetapi, janganlah
berhenti di sana, bahkan badan surgawimu itu akan
tetap tumbuh menjadi tua, lampaui lagi surga itu dan
melompatlah ke dalam “Samudera Kesadaran Yang
Maha Luas”. Biarkan dirimu – yang bagaikan setetes
air itu – menjelma menjadi seratus samudera. Tetapi,
jangan berpikir bahwa hanya setetes air itulah yang
telah menjelma menjadi samudera, sebab samudera
juga telah menjelma menjadi setetes air.
50
Sssttt! Diamlah! Dengarkan suara dalam dirimu.
Ingatlah firman pertama-Nya: “Kita melampaui setiap
kata.”
Biodata Singkat Jalaluddin Rumi
Rumi – nama lengkapnya, Maulana Jalaluddin Rumi
Muhammad bin Hasin al-Khattabi al-Bakhri – lahir di
Balkh (Afghanistan sekarang) pada tanggal 30
September 1207. Para Orientalis di Barat mengakui
Rumi sebagai penyair yang terbesar dari semua
penyair mistik yang pernah ada dalam peradaban
Islam. Dan para sufi di Timur Tengah mengakui bahwa
karya-karyanya dianggap sebagai Al-Qur’an kedua
karena kedalaman maknanya. Jalaluddin Rumi adalah
pendiri “Tarekat Mevlevi” di Turki. Sebelum Perang
Dunia II, pengikut Tarekat Mevlevi berjumlah 100.000
yang tersebar di seluruh Balkan, Afrika, dan Asia.
Tidak ada penyair di dalam sejarah – tidak juga
Shakespeare Atau Dante – yang secara nyata
mempunyai dampak pada peradaban seperti yang
dilakukan oleh Rumi. Dan tak ada puisi yang mampu
membangkitkan ekstase mistik dan kebahagiaan
kepada pembacanya seperti puisi-puisi yang ditulis
oleh Rumi.
Rumi adalah satu pribadi di antara sedikit pribadi di
bumi yang memiliki kesadaran universal – selain
Ramakrishna, Aurobindo, dan Kabir – yang dihasilkan
oleh agama, dan telah mewarnai kehidupan serta
peradaban manusia dengan kemuliaan cinta. Maka,
pada saat ini, ketika kita membutuhkan suatu inspirasi
untuk mencintai dunia yang tengah terancam
kehancuran, ketika kita sudah melupakan identitas
Keilahian, kebahagiaan, serta tanggung jawab
kemanusiaan kita, Rumi hadir sebagai seorang
pemandu dan seorang saksi atas kemuliaan Tuhan
serta keagungan jiwa manusia. Rumi hadir membawa
esensi agama yaitu cinta yang universal. Bagi Rumi,
cinta melebihi semua dogma agama, cinta hadir untuk
memeluk keseluruhan ciptaan, cinta adalah hakekat
agama yang mempersatukan seluruh umat manusia
dalam cahaya Keilahian.