PENDARAHAN

Perdarahan adalah suatu kejadian dimana terdapatnya saluran pembuluh darah yang putus atau pecah (arteri,vena ataupu kapiler) akibat suatu trauma,dapat terjadi pada pembuluh darah bagian luar maupun bagian dalam. Untuk membedakan pembuluh vena maupun arteri melihat warna maupun sifat perdarahannya seperti untuk penbuluh darah vena biasanya warnanya lebih gelap dibandingkan arteri sedang untuk sifat perdarahannya pembuluh darah vena bila terjadi perdarahan akan menetes atau menitik sedangkan untuk pembuluh darah arteri bila terjadi perdarahan akan menyembur.

Apakah perdarahan itu membahayakan?

Ya, semua perdarahan membahayakan, sebab jika terlalu banyak perdarahan tubuh akan mengalami kekurangan volume darah dan apabila volume darah berkurang maka oksigenpun akan berkurang di dalam tubuh sehingga jarimgan otak akan terganggu dan akan mengalami keadaan shok dan akhirnya menyebabkan kematian.

Apa yang harus dilakukan apabila terjadi perdarahan?

Pertama-tama angkat daerah luka,kemudian tekan dengan telapak tangan dengan menggunakan perban, kain ataupun pembalut dan jangan dengan benda -benda lain seperti kopi, daun-daunan yang dapat menyebabkan luka jadi kotor dan mudah terinfeksi. Jika luka luas dan besar tekan sumber perdarahannya/ luka tersebut dengan dengan hati-hati sambil memantau apakah perdarah tersebut sudah berhenti atau belum.

Kedua angkat luka perdarahan agar lebih tinggi dari jantung untuk memudahkan sebaiknya perderita dibaringkan sehigga luka perdarahan dapat lebih tinggi dari jantung misalkan ada perdarahan di kaki penderita dapat mengakat kaki lebih tinggi dari jantung tujuannya agar memperlambat mengalirnya darah kebagian luka.

Ketiga tutup luka dengan kain pembalut dan ikat, jika tidak tersedia pembalut gunakan kain yang bersih dan jangan yang berbulu, bawa segera penderita kerumahsakit sambil diperhatikan ada tidak tanda-tanda shok seperti: penderita tampak pucat, keringat banyak dan kulit terasa dingin, nafas cepat, gelisah dan mengantuk, rasa haus.

Perdarahan adalah peristiwa keluarnya darah dari pembuluh darah karena pembuluh tersebut mengalami kerusakan.kerusakan ini bisa disebabkan oleh benturan fisik, sayatan, atau pecahnya pembuluh darah yang tersumbat.

Sebagai seorang pelaku Pertolongan Pertama selain dapat melakukan tindakan bantuan hidup dasar dan resusitasi jantung paru, juga harus dapat mengenali dan mengatasi perdarahan.

Mengenali dan mengatasi perdarahan merupakan salah satu ketrampilan utama yang juga harus dikuasai oleh seorang pelaku Pertolongan Pertama. Bila perdarahan ini tidak diatasi dengan segera maka nyawa korban dapat terancam maut dengan tanda awal menjadi lemah, syok, dan akhirnya meninggal.

Untuk mengatasi perdarahan, kita harus tahu dahulu tentang sistem peredaran darah (sistem sirkulasi) yang bertanggung jawab mengedarkan (mengalirkan) darah ke seluruh tubuh manusia. Adapun 3 komponen utama dalam sistem ini adalah jantung, pembuluh darah, dan darah, yang ketiganya harus berfungsi dengan baik agar tidak terjadi gangguan dalam tubuh.

Dalam dunia kedokteran dikenal adanya istilah perfusi yaitu sirkulasi yang adekuat ke seluruh tubuh, memasok sel dan jaringan dengan oksigen dan bahan nutrisi, serta mengangkut kembali zat karbon dioksida dan sisa pembakaran tubuh.

Jika hal di atas terganggu pada salah satu atau lebih sel dan organ tubuh oleh satu atau beberapa penyebab, maka sel atau organ tersebut akan mengalami keadaan berbahaya, yaitu akan berkurangnya pasokan darah, oksigen, dan nutrisi sehingga zat sampah (karbon dioksida dan sisa pembakaran) akan bertumpuk. Keadaan ini dikenal dengan istilah Hipoperfusi atau Syok.

Perawatan perdarahan
1.    Perlindungan terhadap infeksi pada penanganan perdarahan:
a.       Pakai APD(alat perlindungan diri) agar tidak terkena darah atau cairan tubuh korban
b.      Jangan menyentuh mulut, hidung, mata, makanan sewaktu memberi perawatan
c.       Cucilah tangan segera setelah selesai merawat
d.      Dekontaminasi atau buang bahan yang sudah ternoda dengan darah atau cairan tubuh korban
Pada perdarahan besar:
a.       Jangan buang waktu mencari penutup muka
b.      Tekan langsung dengan tangan (sebaiknya menggunakan sarung tangan) atau dengan bahan lain.
c.       Bila tidak berhenti maka tinggikan bagian tersebut lebih tinggi dari jantung (hanya pada alat gerak), bila masih belum berhenti maka lakukan penekanan pada titik-titik tekan.
d.      Pertahankan dan tekan cukup kuat
e.       Pasang pembalut penekan.
Pada perdarahan ringan atau terkendali:
a.       Gunakan tekanan langsung dengan penutup luka
b.      Tekan sampai perdarahan terkendali
c.       Pertahankan penutup luka dan balut
d.      Sebaiknya jangan melepas penutup lukaatau balutan pertama
Berdasarkan letak keluarnya darah, perdarahan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1.    Perdarahan luar (terbuka)
2.    Perdarahan dalam (tertutup)

B.       PERDARAHAN LUAR (TERBUKA)
Kerusakan dinding pembuluh darah yang disertai kerusakan kulit sehingga darah keluar dari tubuh dan terlihat jelas keluar dari luka tersebut dikenal dengan nama Perdarahan Luar (terbuka).

Bila sebagai seorang pelaku pertolongan pertama menemukan korban dengan kondisi seperti itu, maka harus berhati-hati dalam melakukan pertolongan karena sebagai penolong harus menganggap darah ini dapat menulari. Pastikan untuk memakai alat perlindungan diri, segera membersihkan darah yang menempel baik pada pakaian, tubuh, maupun peralatan.

Berdasarkan pembuluh darah yang mengalami gangguan, perdarahan luar ini dibagi menjadi tiga bagian:
1.         Perdarahan nadi (arteri), ditandai dengan darah yang keluar menyembur sesuai dengan denyutan nadi dan berwarna merah terang karena kaya dengan oksigen. Perdarahan ini sulit untuk dihentikan, sehingga harus terus dilakukan pemantauan dan pengendalian perdarahan hingga diperoleh bantuan medis.
2.         Perdarahan Balik (Vena), darah yang keluar berwarna merah gelap, walaupun terlihat luas dan banyak namun umumnya perdarahan vena ini mudah dikendalikan. Namun perdarahan vena ini juga berbahaya bila terjadi pada perdarahan vena yang besar masuk kotoran atau udara yang tersedot ke dalam pembuluh darah melalui luka yang terbuka.
3.         Perdarahan Rambut (Kapiler), berasal dari pembuluh kapiler, darah yang keluar merembes perlahan. Ini karena pembuluh kapiler adalah pembuluh darah terkecil dan hampir tidak memiliki tekanan. Jika terjadi perdarahan, biasanya akan membeku sendiri. Darah yang keluar biasanya berwarna merah terang seperti darah arteri atau bisa juga gelap seperti darah vena.

Pengendalian perdarahan bisa bermacam-macam, tergantung pada jenis dan tingkat perdarahannya. Untuk perdarahan terbuka, pertolongan yang dapat diberikan antara lain:
1.    Tekanan Langsung pada Cedera
Penekanan ini dilakukan dengan kuat pada pinggir luka. Setelah beberapa saat sistem peredaran darah akan menutup luka tersebut. Teknik ini dilakukan untuk luka kecil yang tidak terlalu parah (luka sayatan yang tidak terlalu dalam).
Cara yang terbaikpada umumnya yaitu dengan mempergunakan kassa steril (bisa juga dengan kain bersih), dan tekankan pada tempat perdarahan. Tekanan itu harus dipertahankan terus sampai perdarahan berhenti atau sampai pertolongan yang lebih baik dapat diberikan. Kasa boleh dilepas jika sudah terlalu basah oleh darah dan perlu diganti dengan yang baru.
2.    Elevasi
Teknik dilakukan dengan mengangkat bagian yang luka (setelah dibalut) sehingga lebih tinggi dari jantung. Apabila darah masih merembes, di atas balutan yang pertama bisa diberi balutan lagi tanpa membuka balutan yang pertama.
Elevasi dilakukan hanya untuk perdarahan pada daerah alat gerak saja dan dilakukan bersamaan dengan tekanan langsung. Metode ini tidak dapat digunakan untuk korban dengan kondisi cedera otot rangka dan benda tertancap.
3.    Tekanan pada titik nadi
Penekanan titik nadi ini bertujuan untuk mengurangi aliran darah menuju bagian yang luka. Pada tubuh manusia terdapat 9 titik nadi, yaitu temporal artery (di kening), facial artery (di belakang rahang), common carotid artery (di pangkal leher, dan dekat tulang selangka ), brachial artery (di lipat siku), radial artery (di pergelangan tangan), femoral artery (di lipatan paha), popliteal artery (di lipatan lutut), posterior artery (di belakang mata kaki), dan dorsalis pedis artery (di punggung kaki).
4.    Immobilisasi
Bertujuan untuk meminimalkan gerakan anggota tubuh yang luka. Dengan sedikitnya gerakan, diharapkan aliran darah ke bagian yang luka tersebut menurun.
5.    Torniquet
Teknik ini hanya dilakukan untuk menghentikan perdarahan di tangan atau kaki saja, merupakan pilihan terakhir, dan hanya diterapkan jika ada kemungkinan amputansi. Bagian lengan atau paha atas diikat dengan sangat kuat sehingga darah tidak dapat mengalir. Tempat yang terbaik untuk memasang torniket adalah lima jari di bawah ketiak (untuk perdarahan lengan) dan lima jari di bawah lipat paha (untuk perdarahan di kaki).
Untuk memudahkan para pengusung, torniket harus terlihat jelas dan tidak boleh ditutupi, sehingga torniket dapat dikendorkan selama 30 detik setiap 10 menit sekali. Sementara itu, tempat perdarahan diikat dengan kasa steril. Torniket hanya digunakan untuk perdarahan yang hebat atau untuk lengan atau kaki yang cedera hebat.
Korban harus segara dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Jika korban tidak segera mendapat penanganan, bagian yang luka bisa membusuk.
6.      Kompres dingin
Tujuan dilakukannya kompres dingin adalah untuk menyempitkan pembuluh darah yang mengalami perdarahan (faso konstriksi) sehingga perdarahan dapat dengan cepat terhenti.

C.      PERDARAHAN DALAM (TERTUTUP)
Perdarahan dalam umumnya disebabkan oleh benturan tubuh korban dengan benda tumpul, atau karena jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, ledakan, dan lain sebagainya. Luka tusuk juga dapat mengakibatkan hal tersebut, berat ringannya luka tusuk bagian dalam sangat sulit dinilai walaupun luka luarnya terlihat nyata.

Kita tidak akan melihat keluarnya darah dari tubuh korban karena kulit masih utuh, tapi dapat melihat darah yang terkumpul di bawah permukaan kulit seperti halnya kasus memar. Perdarahan dalam ini juga bervariasi mulai dari yang ringan hingga yang dapat menyebabkan kematian. Untuk kasus yang menyebabkan kematian adalah karena:

Rusaknya alat dalam tubuh dan pembuluh darah besar yang bisa menyebabkan hilangnya banyak darah dalam waktu singkat.

Cedera pada alat gerak, contohnya pada tulang paha dapat merusak jaringan dan pembuluh darah sehingga darah yang keluar dapat menimbulkan syok.

Kehilangan darah yang tidak terlihat (tersembunyi) sehingga penderita meninggal tanpa mengalami luka luar yang parah.
Mengingat perdarahan dalam berbahaya dan tidak terlihat (tersamar), maka penolong harus melakukan penilaian dengan pemeriksaan fisik lengkap termasuk wawancara dan analisa mekanisme kejadiannya. Lebih baik kita menganggap korban mengalami perdarahan dalam daripada tidak, karena penatalaksanaan perdarahan dalam tidak akan memperburuk keadaan korban yang ternyata tidak mengalaminya.

Tanda-tanda yang mudah dikenali pada perdarahan dalam:
Memar disertai nyeri tubuh
Pembengkakan terutama di atas alat tubuh penting
Cedera pada bagian luar yang juga mungkin merupakan petunjuk bagian dalam yang mengalami cedera
Nyeri, bengkak dan perubahan bentuk pada alat gerak
Nyeri bila ditekan atau kekakuan pada dinding perut, dinding perut membesar
Muntah darah
Buang air besar berdarah, baik darah segar maupun darah hitam seperti kopi
Luka tusuk khususnya pada batang tubuh
Darah atau cairan mengalir keluar dari hidung atau telinga
Batuk darah
Buang air kecil bercampur darah

Gejala dan tanda syok.
Jika tanda-tanda tersebut terlihat atau teraba pada pemeriksaan fisik, lakukan segera pertolongan pertama untuk penatalaksanaan korban dengan perdarahan dalam.

Cara – cara penatalaksanaan untuk korban dengan perdarahan dalam adalah sebagai berikut:
Baringkan korban
Pertahanan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi
Berikan oksigen bila ada
Periksa pernafasan dan nadi secara berkala
Rawat sebagai syok
Jangan memberikan makan atau minum
Jangan lupa mengenai cedera atau gangguan lainnya
Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat

Berbeda dengan perdarahan terbuka, pertolongan yang bisa diberikan pada korban yang mengalami perdarahan dalam adalah sebagai berikut:
Rest
Korban diistirahatkan dan dibuat senyaman mungkin
Ice
Bagian yang luka dikompres es sehingga darahnya membeku. Darah yang membeku ini lambat laun akan terdegradasi secara alami melalui sirkulasi dan metabolisme tubuh.
Commpression
Bagian yang luka dibalut dengan kuat untuk membantu mempercepat proses penutupan lubang/bagian yang rusak pada pembuluh darah
Elevation
Kaki dan tangan korban ditinggikan sehingga lebih tinggi dari jantung.

No comments:

Post a Comment

Suport Tesis Argument Anda Kami Perlukan;...